[Tips and Tricks] Resign Without a New Job, Yay or Nay?



Setiap pekerjaan dan setiap perusahaan pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebesar apapun rasa suka kita pada pekerjaan yang kita geluti, akan ada kekurangan baik dari sisi manajemen maupun dari pekerjaan itu sendiri yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Disinilah toleransi berperan. Seberapa besar kita dapat mentoleransi kekurangan-kekurangan yang ada sehingga kita memutuskan untuk tetap bertahan pada pekerjaan dan perusahaan yang sama.

Faktor finansial tentu masih menjadi pertimbangan utama bagi sebagian besar orang dalam langkah karier mereka. Walaupun pekerjaan dan lingkungan kerja sudah tidak memberikan kenyamanan, banyak dari mereka memilih untuk bertahan demi memenuhi kebutuhan hidup. Terlebih jika pekerjaan mereka memberikan kompensasi dan benefit yang baik.

Ketidaknyamanan di tempat kerja tentu akan mempengaruhi performa seorang karyawan. Bila rasa tidak nyaman sudah di luar batas toleransi, resign adalah pilihan terbaik. Resign setelah mendapat pekerjaan baru akan menimbulkan kebanggaan tersendiri. Yang menjadi masalah adalah apabila kita memutuskan untuk resign tapi belum mendapatkan pekerjaan baru.

sumber gambar

Sebelum saya lanjutkan, saya mau curhat sekaligus berbagi pengalaman. Pertengahan tahun lalu, saya resign dari pekerjaan saya sebagai network operation engineer di H dan pindah ke M di bagian manajemen (manajemen yang membutuhkan pengetahuan teknikal lebih tepatnya). Kompensasi dan benefit menjadi salah satu pertimbangan. Lingkup pekerjaan yang berbeda dengan pekerjaan sebelumnya juga membuat saya tertarik untuk mencoba. Jika sebelumnya saya berkutat dengan hal-hal teknikal, di M saya berkesempatan untuk menjajal dunia manajemen.

Selama hampir 3,5 tahun saya bekerja di H, banyak kesulitan-kesulitan yang saya hadapi sehingga saya seringkali berpikir untuk menyerah. Tapi saya bertahan dan pada akhirnya  berhasil "lulus" dari H. Pada awalnya saya berpikir kalau kondisi di M tidak mungkin lebih buruk dari kondisi di H. Pada awalnya.

Mungkin pada dasarnya manusia memang tidak pernah puas. Termasuk saya. Di titik inilah saya kena batunya. Kondisi saya di M tidak lebih baik daripada kondisi saya di H. Saya tidak akan menjabarkan secara detail, tapi ada beberapa faktor seperti manajemen berantakan, pekerjaan tidak jelas, budaya dan lingkungan kerja tidak sesuai ekspektasi,
serta manajemen senior yang tidak bijaksana yang membuat saya tidak kerasan. Saya mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain, tapi beberapa kali terkendala masalah izin ketika ada panggilan interview. Karena saya tergolong masih baru di M, akan tidak etis kalau saya sering izin pergi keluar di jam kerja. Kemudian saya mulai mencari referensi, bagaimana jika resign sebelum mendapat pekerjaan baru, supaya saya punya waktu penuh untuk mencari perkerjaan lain dan melakukan panggilan interview.

Sebagian besar referensi tidak menyarankan untuk resign sebelum mendapat pekerjaan baru. Saya pun membuat pertimbangan dan perhitungan matang sebelum akhirnya memutuskan untuk resign. Mungkin terdengar klise, tapi saya berpikir untuk apa saya melakukan sesuatu yang tidak membuat saya bahagia. Bertahan pada pekerjaan malah membuat saya menjadi pribadi yang lebih buruk, gampang marah, gampang menaruh curiga pada orang lain, dan sering mengumpat dalam hati jika ada karyawan lain yang menurut saya tidak profesional.

Lingkungan kerja "beracun"

Berikut saya akan berbagi tips sebagai bahan pertimbangan bagi yang berpikir untuk resign sebelum mendapat pekerjaan baru:


1. Perhatikan Kondisi Keuangan

Hal utama yang harus menjadi pertimbangan adalah kondisi keuangan. Hal ini menyangkut pemasukan, pola konsumsi, gaya hidup, serta jumlah tanggungan dalam keluarga. Dengan menghitung jumlah pengeluaran setiap bulan, pastikan cadangan dana yang kita miliki akan mencukupi kebutuhan 6-12 bulan ke depan di luar dana darurat. Buat sebanyak mungkin daftar kebutuhan-kebutuhan yang bisa dihemat.

Karena saya masih tinggal dengan orangtua, tidak mempunyai tanggungan, dan bukan tipikal orang yang boros, proses ini tidak terlalu rumit untuk saya. Pengeluaran saya per bulan hanya sepertiga pemasukan saya, sehingga saya tidak terlalu khawatir.
Bila sudah berkeluarga dan mempunyai banyak tanggungan, tentunya proses ini akan jauh lebih rumit. Perlu dilakukan kalkulasi matang agar tidak sampai mengorbankan kebutuhan-kebutuhan primer.

 
2. Buat Target Kapan Mendapatkan Pekerjaan Baru

Hal selanjutnya yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk resign adalah membuat target kapan akan mendapatkan pekerjaan baru. Target ini harus realistis, dan kita harus optimis terhadap target yang kita buat. Target ini berkaitan dengan poin pertama; semakin panjang target kita, semakin besar pula cadangan dana yang harus kita siapkan untuk hari-hari ke depan.

Saya membuat target untuk mendapat pekerjaan baru dalam 3-6 bulan. Saya harus optimis akan mendapat pekerjaan baru dalam jangka waktu itu.


3. Rencanakan Kegiatan Selama Masa Idle

 Pastikan kita telah memiliki rencana yang matang untuk mengisi masa idle kita. Semakin produktif semakin baik. Contohnya dengan mencoba berbagai macam kursus, memulai bisnis, berjualan online, belajar bahasa, melaksanakan rencana-rencana yang tertunda, dan lain-lain. Boleh juga masa idle digunakan sebagai waktu istirahat, traveling, atau melakukan hobi. Intinya adalah, jangan sampai kita merasa bosan selama masa idle ini.


4. Persiapkan Hati untuk Mendengar Komentar Orang Lain

Hal yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan hati dan telinga untuk mendengar komentar orang lain. Sebagian orang akan mengasihani kita, mencibir, atau malah mencela kita yang berstatus pengangguran. Belum lagi tuntutan dari keluarga agar kita segera mendapat pekerjaan.

Mengingat pekerjaan adalah kegiatan yang mengisi lebih dari sepertiga waktu kita, wajar bila pekerjaan masuk dalam daftar percakapan favorit sehari-hari. Ketika kita berkenalan dengan orang baru, hal kedua yang akan ditanyakan setelah nama adalah sekolah, kuliah, atau kerja dimana. Ketika kita bertemu teman lama atau saudara yang sudah lama tidak bertemu, pekerjaan terkini adalah hal yang wajar ditanyakan.

Mungkin ada orang-orang yang bisa bersikap cuek dan tidak peduli dengan komentar orang lain. Tapi banyak juga orang yang sensitif dan mudah terganggu dengan pendapat orang lain. Seberapa sensitif hati dan pikiran kita, cuma kita sendiri yang tahu. Oleh karena itu, siapkan hati dan pikiran sebaik mungkin. Jangan lupa siapkan juga cerita singkat serta jawaban yang sopan bila ada orang yang bertanya lebih lanjut. 
 

5. Buat Komitmen

Maksud dari komitmen disini adalah jangan sampai kita menyesal dengan keputusan yang kita ambil. Jangan sampai kita merasa bosan, terpuruk, atau malah depresi selama tidak memiliki pekerjaan.

Buat pertimbangan yang betul-betul matang sebelum memutuskan untuk mengambil resiko. Bicarakan juga dengan orang-orang terdekat supaya mereka bisa memberi pertimbangan serta saran-saran yang membangun.


=============================================================


Sekian tips dari saya yang pernah memutuskan untuk resign sebelum mendapat pekerjaan baru. Semoga tips diatas dapat menjadi pertimbangan bagi yang sedang tidak betah dengan pekerjaan saat ini. Jika memutuskan untuk resign, jangan lupa untuk melakukan prosedur pengunduran diri sesuai dengan peraturan perusahaan, serta menjaga hubungan baik dengan mantan rekan kerja dan atasan. Kalau boleh memberi saran, sebaiknya langkah nekat ini tidak dilakukan oleh mereka yang merupakan tulang punggung keluarga atau mempunyai tanggungan lebih dari dua orang.

Sekarang saya kembali bekerja mengambil proyek di H setelah idle selama dua bulan. Dua bulan, bahkan lebih baik dari target yang saya buat. Jujur saya sama sekali tidak menyesal atas keputusan saya keluar dari M, mengingat pengalaman-pengalaman buruk yang saya rasakan selama 4 bulan bekerja disana. Saya mengambil hikmah dari peristiwa ini, agar kita selalu bersyukur, tidak mengeluh, dan menikmati kondisi kita saat ini, karena mungkin kondisi di luar tidak sebaik yang terlihat. Rumput tetangga selalu lebih hijau, dan saya sudah membuktikan pepatah itu.



Tschüss!
Deine Kimmie 

Comments

Popular Posts