Fun Facts About Thailand and Its People


Salah satu hobi saya adalah jalan-jalan. Setiap jalan-jalan, saya selalu iseng memperhatikan banyak hal mulai dari yang penting sampai yang sangat tidak penting. Bahkan waktu saya mungkin lebih banyak dihabiskan untuk mengamati daripada untuk pergi ke tempat-tempat yang sedang nge-hits. Kali ini saya berkesempatan mengunjungi dua kota di Thailand, yaitu Bangkok dan Pattaya.

Dari pengamatan saya selama satu minggu disana, saya menemukan beberapa hal yang (menurut saya) menarik. Please note that it's just fun facts dan mungkin banyak pendapat-pendapat yang sifatnya subjektif.

1. Orang Thai sangat suka es batu
Kalau pesan minuman dingin di Thailand, jangan kaget kalau 3/4 gelas kalian diisi es batu. Awalnya saya kira ini hanya trik dari penjual supaya lebih menguntungkan, tapi saya lihat di salah satu gerai self service rata-rata pembeli memang mengambil banyak es batu untuk minumannya. Bagi yang gak suka minuman yang terlalu dingin atau takut nantinya minuman kalian kurang manis, sebaiknya minta less ice. Saya sih selalu minta less ice.

2. Chang = Merk bir lokal Thailand
Ada salah satu bir lokal yang terkenal, namanya Chang. Kurang lebih seperti Bir Bintang di Indonesia.
3. Ada lotere legal dan banyak dijual di pinggir jalan
Saya penasaran waktu lihat nomor-nomor random dijual di pinggir jalan. Sesuai dugaan, ternyata itu nomor lotere. Cukup mudah menemukan pedagang nomor lotere di pinggir jalan.

Lotere Buntut

4. Kendaraan-kendaraan bagus dijadikan angkutan umum
Rata-rata mobil yang dijadikan armada taksi di Thailand adalah Toyota Altis dan Innova keluaran baru meskipun bukan yang terbaru. Toyota Hilux atau Isuzu D-Max juga dijadikan songthaew. Songthaew (arti harafiahnya: "dua baris") adalah kendaraan bak terbuka yang dimodifikasi jadi angkutan umum dengan dua baris tempat duduk yang berhadap-hadapan.

Songthaew

5. Kebanyakan film barat di-dubbing dengan bahasa lokal
Meskipun di hotel ada tv kabel, tapi hampir semua film-filmnya di-dubbing pakai bahasa lokal. Sebenarnya bisa disetting pakai bahasa aslinya sih, tapi saya malas ngutak-atik.

6. Mereka sering salah mengira orang Indonesia sebagai orang Thai
Dan sebaliknya, saya pun gak tahu perbedaan fisik orang Indonesia dan orang Thai. Mungkin perbedaan yang paling mencolok adalah bahasa dan dandanannya. Dan kadang saya merasa muka saya lebih Thai daripada orang Thai. Beberapa kali saya disapa penduduk lokal (dan tentunya dengan bahasa lokal) yang minta petunjuk arah atau sekedar minta tolong foto. Hmm.. Mungkin cara jalan saya terlalu pede sampai orang-orang mengira saya "yang punya wilayah". Resepsionis hotel pun mengira saya orang Thai karena saya menyebut nama stasiun dengan aksen Thailand yang sangat kental. Muahahahahahahaha...

Kecanggungan lainnya adalah ketika belanja. Waktu saya lihat-lihat barang dagangan di pasar atau di mall, beberapa kali pedagangnya menghampiri dan nyerocos panjang lebar mengenai barang dagangannya dengan bahasa lokal. Saya cuma senyum-senyum aja, sampai akhirnya pedagangnya nanya "Are you Thai or not?" dan saya jawab "no, I'm not". GUBRAK!

Kalau lagi iseng, kadang saya membayangkan kalau sebenarnya orang-orang di depan saya adalah orang Indonesia yang main film dan di-dubbing dengan bahasa Thai.

7. Ada satu nama stasiun BTS yang lucu bagi telinga Indonesia: Nana
BTS adalah Bangkok Mass Transit System, semacam skytrain di Bangkok. Ada dua jalur BTS di Bangkok: Sukumvit Line dan Silom Line. Di Sukumvit Line ada satu nama stasiun yang terdengar lucu bagi orang Indonesia: Nana. Pernah suatu ketika saya di dalam BTS bersama satu keluarga dari Indonesia dan mereka spontan nyeletuk "Na~Na" waktu ada pengumuman stasiun pemberhentian berikutnya.


8. Porsi makanan di Thailand cenderung lebih sedikit daripada porsi Indonesia
Harga makanan di Bangkok sedikit lebih murah daripada di Jakarta, tapi porsinya pun lebih kecil. Karena saya doyan makan, biasanya menjelang sore saya sudah lapar lagi.

9. Seven Eleven bertebaran dimana-mana
Mungkin karena gak ada Indomaret dan Alfamart, makanya Sevel berjaya. Harga barang-barangnya pun setara (bahkan lebih murah) dari Indomaret atau Alfamart di Jakarta. Makanan siap sajinya sangat variatif dan murah. Beda dengan di Jakarta dimana harga barang-barang di (almarhum) Sevel cenderung lebih mahal daripada kompetitornya.

10. Tidak ada Daihatsu di Thailand
Ini perlu dikonfirmasi, sih, belum tau benar apa gak. Tapi selama saya disana, saya gak lihat ada mobil Daihatsu. Kalau Avanza atau Ertiga sih ada, tapi jumlahnya sangat sedikit.

11. Ada cara mudah untuk membedakan laki-laki dan perempuan
Selama seminggu disana, beberapa kali saya bertemu dengan orang yang sangat susah ditebak jenis kelaminnya. Untungnya saya sudah tahu triknya: dari bahasanya. Jadi, beberapa kata dalam bahasa Thai berbeda tergantung jenis kelamin si penutur. Contohnya kata "khrap" (biasanya dibaca "khap") yang diucapkan oleh laki-laki dan "kha" yang diucapkan oleh perempuan. Khrap/Kha ini sendiri gak ada arti harafiahnya dalam Bahasa Indonesia, hanya sebagai pemanis atau sopan santun yang diletakkan di akhir kalimat. Jadi untuk mengetahui jenis kelamin seseorang cukup dengarkan dengan seksama apakah dia mengucapkan khap atau kha.

12. Cara menumis sayur ala Thailand berbeda dengan Indonesia
Tumisan sayur ala Thailand lebih mentah daripada tumisan sayur Indonesia. Cara memasaknya dengan bawang putih yang digeprek (bukan dirajang) ditumis dengan bumbu-bumbu lainnya, matikan api setelah bumbu matang, kemudian masukkan sayur yang masih mentah dan aduk dengan bumbu yang masih berada di wajan panas. Kurang lebih seperti sayur hotplate.

13. Kebanyakan masakan thailand menggunakan irisan serai
Mungkin serai adalah bumbu khas untuk masakan Thailand. Hampir semua makanan lokal yang saya coba menggunakan irisan batang serai.

14. Berjalanlah di sisi kanan
Maksud saya bukan berjalan di trotoar, tapi berjalan di tangga, eskalator, atau di tempat-tempat umum lainnya. Ini agak aneh menurut saya. Sebagai negara yang mempunyai lalu lintas kiri (lalu lintas kiri=setir kanan), umumnya orang cenderung berjalan di sisi kiri. Tapi di Thailand sebaliknya. Ketika naik atau turun tangga, berjalanlah di sisi kanan karena sisi kiri dipakai untuk orang yang berjalan ke arah sebaliknya. Begitu pula di eskalator, sisi kanan digunakan oleh orang yang berdiri diam, sementara sisi kiri digunakan oleh orang yang berjalan terburu-buru.

15. Lebih banyak anjing liar daripada kucing liar
Sangat mudah menemukan anjing liar, sedangkan kucing liar sangat sulit ditemukan. Mungkin juga karena saya gak main ke daerah pemukiman.

16. LINE Messenger sangat terkenal di Thailand
Sepertinya di Thailand LINE jauh lebih populer daripada Whatsapp. Saya perhatikan hampir semua orang lebih sibuk dengan LINE daripada Whatsapp. Toko-toko pun lebih banyak yang memberikan LINE ID daripada nomor Whatsapp. Gak heran kalau LINE sampai membuka toko merchandise di Bangkok yang namanya Line Village.

Sawasdee Mega Brown at Line Village


Sekian hasil pengamatan saya yang penting-tapi-tidak-penting. Kalau ada hal lain yang saya ingat nanti saya tulis updatenya.


Tschüss!
Deine Kimmie

Comments

Popular Posts