Trip to Batu & Malang (Part 1)


Bulan lalu, tepatnya tanggal 11-16 September 2014, saya dan Mas Gembul (selanjutnya disebut MasGem *kok kayak nama partai politik ya*) sepakat untuk liburan antimainstream ke Batu, Malang. Dibilang antimainstream karena kami jalan-jalan di tengah minggu dan bukan hari libur. Berhubung lagi low season, kami dapat flight dan hotel dengan harga yang gak terlalu mahal *horeeee*, tapi ya kami harus rela jatah cuti kami berkurang 4 hari. T_T

Sebelum cerita dimulai, sayangnya saya harus menyampaikan kabar buruk. Hampir semua foto-foto kami disana hilang gitu aja. :(
Berhubung kamera HP MasGem lebih bagus dari kamera HP saya, 90% foto-foto diambil pakai HP nya MasGem, dan sehari setelah sampe Jakarta SD Card dia rusak gitu aja, padahal foto-foto belum sempat di backup. :(
Jadi ya, saya cuma bisa share foto-foto ala kadarnya yang diambil pake HP saya.

So, here is our travel summary:

Day 1

Sekitar jam setengah 1 kami landing di Surabaya (baca: Sidoarjo). Lho kok Surabaya? Iya, karena kami sengaja cari flight yang ke Surabaya, jauh lebih murah daripada flight Jakarta-Malang. Selain itu, menurut MasGem yang orang asli Malang, di bandara Malang tranportasi umum buat keluar bandara cuma ada taksi yang tarifnya mungkin malah lebih mahal daripada tarif travel Surabaya-Malang (baca: Bandara Juanda - Batu). Jadilah kami naik travel bandara Juanda – Batu yang tarifnya 110 ribu rupiah. Gapapa lah berkorban waktu 3 jam buat perjalanan ke Batu.

Sampai di Batu sekitar jam 4, check in di hotel The Batu Villas di Jalan Sultan Agung. Hotelnya lumayan bagus, stafnya ramah, dan tarifnya 75 ribu aja semalam per orang exclude breakfast. Maklum, saya ambil kamar dormitory yang share sama 3 tamu lain dan kamar mandi di luar. Tapi berhubung lagi low season, selama 5 hari berturut-turut satu kamar cuma saya penghuninya. Kamar sebelah juga cuma dihuni MasGem. Kamar mandi cewek & cowok juga cuma dipake kita berdua.

http://batuvillas.com/wp-content/uploads/2013/08/logo1.jpg 

http://batuvillas.com/wp-content/gallery/the-batu/the-batu-villas-junior-dorm.jpg 

Di hotel ini juga sedia motor untuk disewain, tarifnya 60 ribu per 24 jam. Sayangnya cuma ada satu motor Beat yang waktu itu lagi disewa sama tamu lain. Ada juga motor Honda Legenda jadul yang dipake untuk ngojek. Akhirnya kami sewa beberapa jam deh motor Legenda itu buat nanti malam. Sebelum disewa, MasGem test ride dulu karena dia gak yakin bisa nyupir motor jadul. Alhamdulillah test ride berlangsung dengan aman damai tentram sentosa. >.<

Malamnya kami ke Batu Night Spectacular (BNS), semacem pasar malam di Batu. Karena judulnya pasar malam, dia hanya buka dari sore sampe jam 11 malam. Banyak wahana-wahana seru kayak di Dufan. Tiket masuk ke BNS 20 ribu saja. Awalnya saya pikir kok murah banget 20 ribu, ternyata eh ternyata, di dalam kalo mau main wahana-wahana bayar lagi, antara 10 ribu-20 ribu per wahana.


Pertama kami keliling-keliling dulu, liatin semua wahana yang ada, buat mutusin wahana apa aja yang kami mau main. Kebetulan banget saya sama MasGem sama-sama gak bawa duit banyak waktu itu. Ada sepeda gila, rodeo sama banteng boongan, bumper car, kora-kora kayak di Dufan, anti gravitasi, sepeda udara, rumah hantu, taman lampion, gokart, gallery foto 3D yang saya lupa namanya, bioskop 4D, wahana untuk anak-anak, dll, dsb, banyak lah pokoknya.

Dan saya melakukan kebodohan. Ke BNS pake celana jins selutut! Dinginnya ampuuuun.. brrr.. Untuk mencari kehangatan (literally!), saya makan malam dulu aja sebelum main-main. Saya makan malam rawon di foodcourt yang letaknya di tengah BNS. Tapi aneh juga, kenapa foodcourtnya sepi. Belakangan saya baru tahu kalau di samping BNS ada foodcourt yang lebih gede (dan sepertinya lebih lengkap).

Selesai makan, kami masuk rumah hantu. Di dalam naik kereta dan nembak-nembakin hantu yang ada. Serem dan lumayan bagus sih rumah hantunya, sayang durasinya bentar banget, gak worth it untuk harga 12 ribu per orang. MasGem gak puas, MasGem wants more!

Sehabis itu, kami masuk bioskop 4D, tarifnya 12 ribu per orang sama kayak rumah hantu. Seperti bioskop 4D pada umumnya, kami dipinjemin kacamata 3D. Kali ini lebih worth it, kami disuguhin film balapan. Bukan balapan di sirkuit, tapi balapan absurd makhluk luar angkasa naik sesuatu yang kayak motor, tapi bisa terbang dan banyak manuver-manuver ekstrim. Ada adegan tabrakan juga dan ada satu adegan kecebur kolam yang bikin kami basah karena penontonnya ikut disiram air.

Selesai nonton, kami masuk ke taman lampion. Tarifnya 12 ribu/13 ribu per orang (saya lupa). Banyak lampion-lampion bagus & gede-gede. Taman ini paling cocok buat foto-foto. Banyak foto-foto kami yang bagus-bagus, tapi lenyap ditelan SD cardnya MasGem. :( padahal udah susah-susah pose, plus minta tolong orang fotoin kalo mau foto berdua.

Permainan selanjutnya adalah gokart. Sebenernya kami galau mau main gokart apa gak karena menurut MasGem gak worth it 40 ribu/2 putaran, apalagi duit di dompet lagi pas-pasan. Saya juga agak ragu karena lagi pake celana pendek sama sandal, takutnya gak boleh (pengalaman di Jakarta main gokart harus pake celana panjang & sepatu). Tapi berhubung saya maksa (dan ternyata boleh pake celana pendek), akhirnya kami main juga. Rencananya lap pertama buat pemanasan, lap kedua kami balapan. Pas selesai lap kedua, kami dikasih bonus satu lap lagi *horeeee* mungkin karena mas-masnya liat kita balapannya seru kali. :p dan pertandingan pun berakhir dengan kekalahan saya. T_T

Ternyata kami masih ada duit! Akhirnya kami masuk ke galeri lukisan 3D (tarifnya 15 ribu per orang). Galeri ini khusus buat foto-foto unik. Agak susah juga jelasinnya. Pokoknya kita bisa foto seolah-olah berinteraksi dengan lukisan (contoh: main tinju sama orang di lukisan, ngasih makan zebra, foto seolah-olah kita duduk terbalik di atap, dll). Di tempat ini ada contoh-contoh foto di sebelah masing-masing lukisan, plus di lantainya ada petunjuk dimana orang yang motret harus berdiri. Sayang foto-foto kami disini gak ada yang selamat. :(

Oke, selesailah permainan kami di BNS. Di pintu keluar, ada pasar yang jual berbagai pernak pernik dan oleh-oleh khas Batu. Berhubung kami udah capek, kami langsung pulang deh ke hotel.


Day 2

Karena masih belum dapat pinjeman motor, kami pergi ke tempat yang dekat dulu: Museum Angkut! Jaraknya hanya sekitar 200 meter dari hotel. Berhubung museumnya baru buka jam 11, kami sarapan di resto hotel yang harganya cukup terjangkau.



Di kompleks Museum Angkut juga ada Museum Topeng dan Pasar Apung. Kami beli tiket terusan Museum Angkut + Museum Topeng seharga 90 ribu. Waktu itu hari Jumat, jadi harga tiketnya diitung harga tiket weekend.

Museum Angkut ini lagi super nge-hits. Dan emang keren abis museumnya, one of the best museum I’ve ever visited. Lantai satu untuk pameran alat transportasi jadul, mulai dari mobil, motor, sepeda, sampe andong.

http://scontent-b.cdninstagram.com/hphotos-xfa1/t51.2885-15/10601924_745621295503907_1286338247_s.jpg


miniatur ambulance

entah ini namanya apa

miniatur jeep

pinkyyyy!! lucu ya..


Selesai keliling lantai satu, kami keluar dulu ke Pasar Apung buat makan siang. Di Pasar Apung ini banyak jajanan dan oleh-oleh khas Batu. Ada perahu juga buat keliling-keliling. Gratis buat yang punya tiket Museum Angkut, tapi dayung sendiri yaa.. Kalo mau didayungin bayar 10 ribu per orang.






Sehabis makan, kami lanjut ke Museum Topeng. Awalnya saya kira Museum Topeng bakal penuh sama topeng-topeng. Tapi ternyata isinya macam-macam budaya dari seluruh Indonesia, dari mulai batik, peralatan adat, sampai peninggalan-peninggalan dari setiap propinsi. Di pintu keluar Museum Topeng ada topeng-topeng yang bisa dibuat properti foto-foto.

Dari Museum Topeng kami lanjut ke Museum Angkut lantai 2. Bagian pertama ada pusat edukasi tentang mesin mobil dan pesawat. Yang menarik perhatian, ada Tuxuci asli mobilnya Pak Dahlan Iskan yang kecelakaan. Waw!

Bagian berikutnya adalah bagian yang paling keren dari Museum Angkut, bagian-bagian tematik alias bertema. Kerennya bagian-bagian ini kurang seru kalau denger dari cerita. Harus ngalamin langsung kalau mau kerasa “feel”nya. Makanya saya bahas singkat aja ya.

Pertama, ada Betawi Tempoe Doeloe yang suasananya persis suasana Pelabuhan Sunda Kelapa zaman dulu. 


Setelah itu ada Amerika dengan gangster-gangsternya. Ada teater juga di bagian ini, yang nayangin film-filmnya Charlie Chaplin.

Lanjut, ada Eropa (Perancis, Italia, Jerman, Inggris) dengan mobil dan motor produksi masing-masing negara. Di akhir “Europe trip”, ada replika Istana Buckingham yang keren banget.

Einfach Restaurant

Last but not least, ada Hollywood dan segala pernak perniknya. Ada Hulk, Batman, Flinstones, dan kawan-kawannya.

Batcar

Selesailah petualangan kami di Museum Angkut. Hampir seharian kami disini, dari mulai museum buka sampai hampir tutup (FYI, museum ini buka jam 11 pagi tutup jam 8 malam). Saatnya isi perut di Pasar Apung, gak lupa nyobain naik perahu juga.


Cerita hari-hari selanjutnya lanjut di post berikutnya ya...


Tschüss!
Deine Kimmie

Comments

Popular Posts